Tiba-tiba sudah Januari di tahun yang berbeda. Secara konsisten masih mencoba mempertahankan tradisi yang sampai saat ini berusaha terus dijalankan, yaitu menulis apa-apa saja yang dianggap penting di tahun lalu, kali ini tahun 2021.
Serba Alula,
Seliweran di reels dan postingan IG bahwa 2021 berlalu cepat dan lewat begitu saja. Tidak ada salahnya juga, di tahun yang biasa-biasa saja ini justru menjadi tahun yang patut disyukuri karena peran Ibu jadi maksimal untuk saya. Semua serba Alula.
Awal Februari, kami menyiapkan ulang tahun pertama cah wedhok bersama semua keluarga dengan masih di tengah pandemi. Agak serem-serem juga sebenernya namun alhamdulillah semua aman sampai selesai acara dan pada hari-hari berikutnya. Semua di-arrange sendiri. Keinginan tidak mau ribet susah direalisasikan, apapun dilakukan dengan asumsi agar anak senang, padahal mungkin ibunya sendiri yang pengen seneng. Ya Alula belum tahu apa-apa juga 😂
Masih berlanjutnya tahun pandemi juga memaksa untuk putar otak kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mendukung perkembangan Alula, memuaskan imajinasi bermainnya dan memenuhi kebutuhan sosialisasinya. Mulai beli boncengan sepeda (she was so happy with this thing until now), berenang (my brave girl), ke mall (masih takut-takut), travelling ke pantai pas pulang ke Lampung dan anaknya bener-bener enjoy!, main hujan-hujanan, naik LRT, naik andong, naik becak dan banyaaaakk hal lainnya. The thing is, your child’s smile is the happiest and greatest gift in life.
Sebaliknya, your child’s pain is the most nightmare in life. Ada kalanya anak sakit-lah, jatoh-lah, wah rasanya bener-bener ngga karuan. Dan tahun ini makin lagi dikasih ilmu untuk deal sama bagian -your child pain is part of life and it’s normal- dan itu sulit sekali. Yang tersulit pun akhirnya terjadi di akhir tahun ini saat Alula jatuh kemudian bikin bibirnya robek sejadi-jadinya. Dunia runtuh banget di atas kepala. Wah begini jadi Ibu, tidak pernah bisa biasa menghadapi rasa sakit anak.
Semakin hari petulangan menjadi Ibu selalu naik level. Di depan kebahagiaan dan juga kesedihan akan saling menyeimbangkan. Berulang kalipun saya meminta agar Allah kuatkan, agar peran Ibu dapat indah dijalankan.
Kehilangan sahabat (?)
Fase ini sangat menganggu. Ada masa dimana persahabatan yang sangat saya banggakan sedang tidak berpihak kepada saya. Alih-alih mengasihani diri sendiri, menguatkan diri lebih terasa tepat. Bahwa semua hanya tentang waktu. Bersabar-sabarlah saja. Sampai akhirnya ada yang memilih pergi.
Rasanya seperti kehilangan apa ya, bingung pantas disebut apa. Bertahun bersama, suka-duka yang terjadi di saat semuanya belum punya apa-apa sampai sekarang juga belum bisa dikatakan punya apa-apa. Kemudian perjalanan itu harus entah mengapa terhenti. Diskusi, canda, share konten konyol, debat, kecuali pekerjaan tidak ada lagi. Berhari-hari merenung tentang ini namun tidak pernah ada jawaban yang tepat sampai akhirnya memilih diam sebagai sebaik-baiknya sikap. Kesal ada, tapi 6 tahun bukan waktu yang sebentar untuk memupuk rasa itu. Semoga dia baik saja, segera menemukan bahagianya.
Mulai bisa jalan-jalan lagi
Tahun ini, meskipun pandemi sempat jadi nightmare se-Indonesia, alhamdulillah Keluarga Pasha masih terlindungi dari Covid-19. Ketika hampir saja Jogja menjadi tujuan liburan, Allah masih melindungi karena saat itu dua hari sebelum berangkat kabar keluarga besar di Jogja terpapar Covid-19 menghentikan rencana liburan kami.
Allah pun masih baik. Lampung, Jogja, dan Bandung jadi tempat jalan-jalan di tahun 2021 ini. One year one country versi saya sudah dua tahun tidak terealisasi, who cares anyway while your family is way more than enough for your life.
Way more healthy, year!
Tidak pernah menyangka fase tersehat terjadi di tahun 2021 ini. Sepanjang hidup, belum pernah bisa konsisten olahraga selama ini. Alhamdulillah kesadaran untuk lebih peduli dengan kesehatan bisa datang menghampiri. Saya sangat cukup banya belajar tentang sehat terutama; diet dan olahraga. Salah satunya karena Yulia Baltschun.
Pertengahan Oktober, setelah scrolling IG Yulia Baltshun menggugah saya. Harusnya tidak ada yang tidak bisa dilakukan untuk jadi sehat. Saya banyak membaca, saya banyak browsing tentang diet yang tepat. Sampai akhirnya pelan-pelan konsisten olahraga setiap hari, sampai hari ini (2 minggu terakhir skip karena menjelang awal tahun seperti biasa sibuk sekale!). Bangga dengan diri sendiri kayaknya cukup pantas sih.
Minimal 15 menit sampai 60 menit olahraga. Ditambah dengan kalori defisit menghasilkan 4kg berkurang dari tubuh, dan lingkar badan yang semakin berprogress. Naik turun mood sudah pasti (seperti sekarang) tapi pada akhirnya selalu ingat bahwa mood males sementara aja, karena sehat jauh lebih berharga. Thankyou Yulia Baltschun, Grow With Jo, Juice&Tayo. Dan tentu saja healthy mate, Icha Nanda. You make me more healthy than before!
Berpisah dengan Sisil.
Kehidupan perantauan di Jakarta disaksikan semuanya oleh satu hal. Benda yang sangat saya sayang, Sisil. Yaris warna silver, yang menjadi teman dan sahabat terbaik di setiap perjalanan. Sejak dari single sampai punya anak, Sisil selalu setia dan sangat bersahabat. Sampai akhirnya untuk memenuhu mimpi baru, perpisahan dengan Sisil harus terjadi. Bagi orang lain mungkin terasa berlebihan, tapi Sisil pantas mendapat air mata. Terima kasih ya Sil, karenamu mimpi kami yang baru bisa terwujud. Semoga kamu jatuh di tangan yang tepat.
My best friend life, Kemal.
Pernah ngobrol sama suami, kemudian bertanya. Apa yang paling disyukuri dalam pernikahan? Tentu saja saya sudah menyiapkan jawaban. Ternyata jawabannya sama.
Ketenangan.
Ya, pernikahan membuat kami merasa saling tenang, punya alasan pulang, pantas untuk merasakan nyaman sehingga waktu yang habis dengan tidak ngapa-ngapain di rumah pun menjadi hal yang sangat berharga. Rasanya menuju tahun ke-3 pernikahan telah kami lewati dengan sebaik-baiknya dan saya benar-benar berdoa agar tahun-tahun ke depan Allah selalu sayang dengan keluarga kami.
Teruntuk 2022, apapun yang akan terjadi saya selalu siap meskipun belum tahu harus menyiapkan apa. Saya akan mencoba tenang meskipun belum tahu cobaan yang datang sebesar apa. Karena punya Allah dan keluarga menjadi tenaga utama saya. Bismillah…