the confession.

Well, after all of this time. After some scenes in my days. It happened everyday. The more I spent time, the more I feel if this is what I want in my life. Just like, let me get my rights. Is it forbid?

So, What is the most frightened thing in the world?

Saying right.

I’m not kind of clever person. A woman who dedicated her part of life to some academic stuff, or good in research things. I’m totally so far away from those things.

But, in the other side. I love the learned about life, family, love, and relationship.

Let me share mine…

Family is the most precious thing in life. No comparison. Up and down, hot and cold is a journey, and family is the only thing i had to take me home.

Enam belas november 2012.
Hari ini aku merasa menjadi wanita yang dua kali lebih berani. Dua kali lebih nekat. Dua kali lebih gatau diri. Dua kali lebih terbuka. Semua meningkat.
Bisa aku rasakan di tiap detak jantung maupun adrenalin yang meningkat mulai pukul 10.55am pagi tadi.

Sebuah pencapaian. Aku menyebutnya seperti itu.
Aku tidak pernah seberani ini. Aku tidak pernah senekat ini. Keberanian mengungkap kebohongan atau kenyamanan yang aku tutupi selama ini.

Kami duduk berempat di sebuah lounge Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta. Dari wajahnya aku bisa pastikan mereka kecewa terhadapku. Anak bungsu yang selalu bereksperimen dalam hidupnya. Pasti mereka menganggapku ‘nyeleneh’ ‘keluar garis’ dan sebagainya…

Aku akui, aku memang pribadi yang un-expected di dalam keluargaku. Selalu melakukan hal-hal tidak terduga, yang kadang membuat kedua orangtuaku tertawa, menggelengkan kepala, bahkan menangis. Namun, itulah caraku untuk menunjukkan, jika aku ingin membuat mereka berwarna. Jika aku berbeda dengan si sulung.

Sebuah pertanyaan yang kemudian memancingku untuk akhirnya berani jujur. Berani menolak kebohongan. Berani membuka topeng keselamatan.
Aku mengakui.

Wajar mereka terguncang. Mungkin seakan berpikir aku cuma sembarangan mengambil tindakan. Hanya melulu mendahulukan perasaaan. Menomorsatukan ego. Namun saat itu juga aku membantah semuanya.

Aku retaskan alasan-alasan mengapa aku bertindak “ngawur”. Aku runtunkan narasi cintaku. Seperti anak kecil. Aku menangis. Seperti nasi rames, sulit sekali aku mengenal perasaan macam apa ini.
Aku bercerita sambil sesekali tersedak karena tak sanggup menjelaskan bahwa ini yang aku perjuangkan. Bahwa aku beranalisis sedemikian rupa, mencoba mengenali siapa aku dan apa yang kebutuhkan bersama dia.
Aku jelaskan dia sejelas-jelasnya.
Seputih-putihnya.
Sejernih-jernihnya.

Mereka terdiam. Seakan berpikir dan tak percaya bahwa pemikiran ini berasal dari si bungsu yang notabene dianggap ‘cengengesan’ ‘nyeleneh’ dan sebagainya.
Mereka menangis.
Entah karena tersentak, kaget atau apa. Akupun kabur.
Sampai akhirnya mereka pun terdiam. Hingga kemudian mengakui, jika apa yang kututurkan adalah benar.

Aku hanya membutuhkan kepercayaan. Aku hanya ingin mendapatkan hakku sebagai manusia yang belajar, dan belajar dari siapa saja, dimana saja dan dengan beragam latar belakang yang tercipta dunia.
Aku tahu setiap resiko yang akan aku dapatkan dari tindakan yang aku jalani.
Kesedihan ataupun kebahagiaan yang akan aku panen dari tindakan yang aku benih.

Biarkan aku memilih jalanku. Jalanku bercabang, tapi aku akan tetap pulang. Kejalan dimana aku dilahirkan. Ke rumah dimana aku dibesarkan.

Aku hanya ingin terbang. Ke angkasa. Ke dimensi. Yang aku ciptakan bersamanya.
Menyatu dalam perbedaan.
Menangis dalam cinta.
Tertawa dalam bahagia. Bersamanya.

Entah itu sementara atau selamanya.
Mungkin ini bentuk karmapala.

Aku tutup semuanya. Mereka pun menitipkan pesan. Sederhana, hanya mencegah agar aku tidak mengalami sakit atau luka.
Namun aku tetap kukuh agar mereka membiarkanku belajar. Karena ini jalanku dan hidupku.

Aku mencintai mereka.
Aku mencintainya.

2 thoughts on “the confession.

  1. Tulisan yang meluap-luap. Emosinya emosi banget.
    Bahwa kisah ini tak bisa dimiliki dan tak mungkin dihindari.

    Sesungguhnya, hidup adalah kesediaan untuk belajar dari manapun dari siapapun.

    Tetaplah berjuang, iluh!

    Dimensi ini akan selalu terkenang.

  2. Seorg Pemuda menemukan kepompong kupu2. dia terus mengamati slama bbrp jam bgmn si kupu2 berjuang memaksa dirinya melwti lubang kecil itu. Kmd kupu2 itu berhenti membuat kemajuan.
    Kelihatannya dia tlh berusaha semampunya & dia tdk bisa lbh jauh lg.

    Akhirnya Pemuda tsb memutuskan utk mbantunya, dia ambil sebuah gunting & memotong sisa kekangan dr kepompong itu. Kupu2 tsb pun keluar dgn mudahnya. Tp Tnyata, kupu2 itu mempunyai tubuh yg kecil & sayapnya mengkerut.

    Pemuda tsb trs mengamatinya krn dia berharap bhw sayap2 itu akan mekar & melebar shg mampu menopang tubuhnya. Tp itu tdk terjadi, Kupu2 itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dgn tubuh kecil & sayap2 mengkerut. Dia tdk bisa terbang.

    Kebaikan & ketergesaan pemuda tersebut merupakan akibat dr ketdk mengertiannya bhw kepompong yg menghambat dan perjuangan yg dibutuhkan kupu2 untuk melewati lubang kecil adalah jalan Allah utk memaksa cairan dr tubuh kupu2 itu berpindah ke dalam sayap2nya, sehingga sayapnya menjadi kuat & siap terbang begitu memperoleh kebebasan dr kepompong tersebut.

    Kdng2 pejuangan adlh yg kita perlukan dlm hidup kita. Jika Allah membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin melumpuhkan kita. Kita mungkin tdk sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tdk pernah dpt terbang.

    Ktka kt memohon Kekuatan, Allah memberi kt Kesulitan2 utk membuat kt kuat.
    Ktka kt memohon Kebijakan,
    Allah memberi kt persoalan utk diselesaikan.
    Ktka kt memohon Kemakmuran,
    Allah memberi kt Otak & Tenaga utk bekerja.
    Ktka kt memohon Keteguhan hati,
    Allah memberi kt Bahaya utk diatasi.
    Ktka kt memohon Kemurahan/kebaikan hati, Allah memberi kt kesempatan2 & tantangan utk diatasi.

    Yakinlah bahwa Allah punya rencana baik utk mu dan Untuk Kita. Janganlalah berprasangka buruk atas ketetapanNya.

Leave a reply to wayan Cancel reply